Jumat, 30 Maret 2012

pantai wisata


Pantai Pangandaran (Ciamis, Jawa Barat)

Kondisi Pantai
Pantai Pangandaran sangat istimewa karena berbentuk semenanjung atau lebih sederhananya adalah sebuah daratan yang menjorok ke lautan, sehingga sewaktu pagi dari sisi sebelah timur dapat melihat terbitnya matahari (sunrise) dan sore harinya dari sisi sebelah barat dengan jarak tempuh yang tidak begitu jauh dapat melihat terbenamnya matahari (sunset). Disamping itu, pantainya yang landai dengan airnya yang jernih serta pasang-surut air lautnya yang relatif lama, memungkinkan para pengunjung untuk berenang, meskipun sebenarnya ada larangan untuk berenang karena Pangandaran merupakan bagian dari pantai selatan Pulau Jawa yang terkenal mempunyai ombak besar dan sering memakan korban.

Daya tarik lainnya yang cukup menjanjikan sebagai kawasan tujuan wisata adalah adanya kegiatan-kegiatan, seperti: upacara hajat laut setiap bulan Muharam dengan melarung berbagai macam sesajen di Pantai Timur Pangandaran yang dilakukan oleh nelayan setempat sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa; dan festival layang-layang internasional (Pangandaran International Kite Festival) pada bulan Juni atau Juli.

Sebagai catatan, bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tempat wisata lain, tidak jauh dari Pantai Pangandaran masih ada beberapa obyek wisata lain yang cukup menarik, diantaranya adalah: Pantai Batukaras, Pantai Batu Hiu, Pantai Karang Nini, Pantai Lembah Putri, Pantai Keusik Luhur, Pantai Karang Tirta, Goa Donan, Pemandian Alam Citumang, Cukang Taneuh, dan Cagar Alam Pananjung.

Fasilitas Pantai Pangandaran
Fasilitas penunjang obyek wisata Pantai Pangandaran tergolong lengkap. Misalnya, bagi pengunjung yang ingin mengelilingi kawasan Pantai Pangandaran, dapat menyewa sepeda santai atau kendaraan bermotor roda empat dengan harga sewa yang cukup bervariasi, mulai dari Rp35.000,00 hingga Rp50.000,00 per jam, sesuai dengan model dan ukuran. Tempat penyewaan berbagai kendaraan tersebut dapat ditemukan dengan mudah di sepanjang jalan di kawasan obyek wisata ini.

Sementara, bagi pengunjung yang ingin berkeliling sambil menikmati pemandangan alam di pantai secara bersama-sama, dapat pula menyewa jasa pengantar pengunjung menggunakan delman atau dokar wisata. Dan, bagi yang ingin berlayar dapat menyewa perahu wisata milik para nelayan. Perahu wisata ini sebenarnya adalah perahu yang biasa digunakan oleh para nelayan untuk melaut yang telah dimodifikasi dengan memakai tenda agar para penumpangnya dapat menikmati panorama pantai dengan nyaman.

Beberapa hotel di Pangandaran juga menyediakan peralatan-peralatan untuk olahraga air, seperti parasailing, jetski, wind surfing, scuba diving, snorkling dan lain sebagainya. Namun, bagi pengunjung yang ingin melakukan olahraga air seperti tersebut di atas harus mentaati petunjuk-petunjuk dari petugas penjaga pantai agar keselamatannya terjaga.

Pengunjung juga dapat menikmati aneka masakan laut di restoran-restoran atau rumah makan yang ada di tempat wisata ini. Menu santapan pun dapat dipesan sesuai selera. Mulai dari ikan bakar, kepiting rebus, hingga udang tepung. Ikan-ikan laut tersebut langsung berasal dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terletak di Pantai Timur Pangandaran. Sebagai catatan, selain dijual ke restoran-restoran, sebagian ikan-ikan yang didapat oleh para nelayan Pangandaran itu juga diolah untuk dijadikan makanan khas pangandaran, yaitu Jambal Roti (ikan yang diawetkan dengan cara diasinkan).


    by wedung.com

keindahan Pangandaran


RENGGANIS SI CANTIK DAN FOTO-FOTO DARI PANGANDARAN

Buat yang pernah membaca novel Cantik itu Luka dan menemukan tokoh bernama Rengganis si Cantik, ini adalah asal-usul sebenarnya. Di hutan lindung Pananjung, Pangandaran, terdapat goa dan mata air Rengganis. Siapa yang membersihkan badan di sana, konon bakal awet muda. Saya memotret mata air tersebut pada kunjungan saya ke Pangandaran, tempat saya dibesarkan dan orang tua saya masih tinggal, Lebaran 2009 lalu.
Ini pengumuman yang dipasang tak jauh dari mata air tersebut.
Legenda Pangandaran tak hanya itu. Untuk yang mencari jodoh, pegang salah satu batu ini (untuk lelaki, pegang batu berbentuk kelamin perempuan; untuk perempuan, pegang batu berbentuk kelamin lelaki).
Pangandaran memiliki beberapa pantai yang mengeliling tanjung Pananjung yang besar. Pantai Barat dan Pantai Timur, terpisah hanya 100 meter, yang menjadi jembatan antara hutan lindung Pananjung dan daratan Pulau Jawa. Untuk yang suka snorkling, bisa menyelam (dan menyewa alat) di Pantai Pasir Putih, Pangandaran.
Pantai Barat Pangandaran. Pengunjng biasanya berenang di sini.
Pantai Timur Pangandaran, dengan esplanade untuk nongkrong. Di laut ini, selain perahu nelayan, juga bisa dipergunakan untuk jetski dan banana boat.
Saya dan Patrick, sayang dia sudah mengeras menjadi karang:
Koboy bisa antar kamu keliling pantai Pangandaran:
Perkakas untuk berenang: ban pelampung dan bodyboard. Bisa disewa di sepanjang pantai barat, tempat pengunjung biasanya berenang.
Dan ini sunset di Pangandaran:

cagar alam pangandaran


Berwisata dengan Aman ke Cagar Alam Pangandaran (1)
Oleh Abang Lutfi *)Jum'at, 21 Januari 2011 09:19 WIB | Dibaca 2.439 kali
Berwisata dengan Aman ke Cagar Alam Pangandaran (1)
Tak afdol rasanya jika Ke Pangandaran tidak Masuk ke cagar Alam Pangandaran, ibarat ke mekkah tak ke Madinah. Maka, bagi yang ingin berekreasi ke pinggir pantai berwisata bahari sekaligus berpetualang, bisa jadi Cagar Alam Pangandaranlah jawabannya.

Sekilas Cagar Alam Pangandaran

Pantai Pangandaran selain pantainya yang indah di sebelah timur dan sepanjang pesisir barat, pangandaran memiliki cagar alam seluas 500 hektar lebih. Jika dibanding dengan wisata pantai lainnya, cagar alam adalah nilai lebih bagi pangandaran. Karena jarang ditemui kawasan wisata pantai yang memiliki cagar alam seperti di Pangandaran.

Selain terdapat flora dan fauna yang unik, semenanjung yang dikelilingi samudra hindia dan berdekatan dengan pulau nusakambangan itu merupakan tempat memiliki banyak peninggalan bersejarah. Seperti prasasti batu kalde yang merupakan peninggalan kebudayaan Hindu di tanah jawa, serta makam simbolik Penyebar agama islam pertama di Pangandaran dua orang kakak beradik yaitu syeh Ahmad dan Syeh Muhammad. Hingga kini prasasti itu masih ada, dan terawat dengan baik. Sebagai cerita kelak kepada anak cucu tentang sejarah pangandaran dan asal-usul pangandaran.

Keanekaragaman flora dan fauna yang ada, sering dijadikan penelitian oleh beberapa universitas atau sebagai tugas pelajaran sejarah dan biologi oleh siswa-siswi sekolah karena bisa berinteraksi langsung dengan objek. Hal yang tak kalah lainnya adalah bahwa cagar alam Pangandaran menjadi tempat primadona bagi turis-turis asing karena terdapat banyak satwa yang terbilang langka, seperti : Landak, Kelelawar Gua, Kelelawar Pohon (Kalong), Lutung, berbagai jenis burung, Sapi Bali, Rusa, Kancil, dan masih banyak lagi.

Yang unik lagi, terdapat banyak gua-gua baik yang terbentuk secara alami atau yang buatan. Yang terbentuk secara alami adalah gua panggung, gua parat, gua rengganis, gua sumur mudal, dan gua lanang. Gua-gua ini memiliki stalaktit dan stalakmit yang indah, bahkan ada yang berkilauan jika disorot lampu. Sedangkan gua buatan adalah gua jepang yang berada disebelah barat pantai pangandaran ini merupakan peninggalan Bangsa jepang ketika perang dunia ke 2 sebagai basis pertahanan tentara Jepang waktu melawan tentara sekutu.

Tips Aman ke Cagar Alam

Dalam melakukan perjalan wisata, tentu kita ingin merasa aman, nyaman dan menyenangkan tentunya. Biasanya sebelum kita menjelajahi suatu tempat kita melakukan survey. Dari hasil survey tadi kita mendefinisikan peralatan apa saja yang harus dibawa, apa yang harus disiapkan. Agar tidak merepotkan orang lain jika terjadi suatu hal. Jika ingin berhemat dan aman, anda bisa mempersiapkan perbekalan anda sebelum memasuki kawasan cagar alam pangandaran. Berikut tips singkatnya:

  1. Sebaiknya anda memakai celana panjang, atau celana pendek khusus outdoor
  2. Usahakan alas kaki memakai sepatu gunung atau sandal gunung, ini dimaksud karena medan yang dilalui adalah jalanan naik dan turun.
  3. Membawa makanan dan minuman secukupnya, karena didalam tidak ada yang berjualan.
  4. Membawa Lampu center yang terang, atau jika punya memakai lampu dikepala, karena didalam gua, gelap sekali. Dikwatirkan badan kita membentur bebatuan.
  5. Membawa peralatan khusus pribadi, seperti baju ganti, obat pribadi, anti nyamuk oles dan lainnya.
  6. Jika anda membawa peralatan elektronik, sebaiknya disediakan tas kecil khusus, misalnya isinya kamera poket, handphone dan lainnya.
  7. Hindari membawa kantong kresek, atau membawa makanan dengan wadah transparant, untuk menghindari anda diserbu oleh kawanan monyet.
  8. Jika anda memberi makanan satwa, hindari untuk mengelus atau mempermainkan satwa karena satwa disini sifatnya liar sesekali jika merasa terganggu bisa menyerang.
  9. Jika kesulitan menemukan jalan keluar, ikuti petunjuk atau bertanya kepada petugas yang berpatroli.
  10. Sebagai pilihan, anda bisa menggunakan jasa pemandu wisata yang mangkal di depan pintu masuk atau minta diantar langsung oleh petugas. Kisaran harga pemandu mulai 50 ribu sampai 200 rb. Tergantung objek yang akan kita kunjungi.

Tips diatas mudah-mudahan bermanfaat bagi anda yang mau berwisata ke Pantai Pangadaran sekaligus berpetualang di Hutan Cagar Alam Pangandaran.

sejarah Pantai Pangandaran


asal usul kota pangandaran 300x226 Asal usul Kota PangandaranDesa Pananjung Pangandaran pada awalnya dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Para pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil membuat mereka mudah untuk mencari ikan. Pantai Pangandaran memiliki sebuah daratan yang menjorok ke laut dan sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, dan tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai.
Para nelayan menjadikan pantai pangandaran sebagai tempat untuk menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar. Beberapa waktu kemudian para pendatang banyak bersandar ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata pangan dan daran, pangan berarti makanan dan daran maknanya pendatang. Pangandaran dapat diartikan sebagai sumber makanan para pendatang.
Sesepuh terdahulu memberi nama desa dengan kata ‘Pananjung’, karena di daerah itu terdapat tanjung dan banyak sekali terdapat daerah keramat di beberapa tempat. Pananjung berasal dari kata dalam bahasa Sunda ‘pangnanjung-nanjungna’ (paling subur atau paling makmur).
Pananjung pada mulanya merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad XIV M, yaitu pada masa setelah munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor. Nama raja Kerajaan Pananjung adalah Prabu Anggalarang yang disebut dalam salah satu versi kisah sejarah sebagai keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pangauban. Kerajaan Pananjung sayangnya hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka. Penolakan Kerajaan Pananjung ini disebabkan pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal panen).
Penjajah Belanda melalui Y. Everen (Residen Priangan) menjadikan Pananjung sebagai taman baru pada tahun 1922. Waktu itu terjadi penambahan ‘penghuni’ taman dengan dilepaskannya seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.
Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa pada tahun 1934, dengan luas 530 Ha. Penetapan ini berdasarkan alasan karena Panjanjung memiliki keanekaragaman satwa dan jenis–jenis tanaman langka, dan agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga. Status Pananjung berubah menjadi cagar alam pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga rafflesia padma.
Sebagian kawasan Pananjung seluas 37,70 Ha dijadikan Taman Wisata pada tahun 1978, seiring dengan meningkatnya hubungan masyarakat dengan tempat rekreasi. Kawasan perairan di sekitarnya pada tahun 1990 dikukuhkan pula sebagai cagar alam laut (470,0 Ha), sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha.
Pengusahaan wisata TWA Pananjung Pangandaran pada perkembangan selanjutnya berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran.
referensi: http://www.mypangandaran.com/profil/detail/1/sejarah-pangandaran.html